-->
Loading...

Komitmen Menjaga dan Mempertahankan Budaya Tradisi (Bagian-2)



45news.id - Perjuangan seniman khususnya di Sumatera Barat menurut saya ialah bagaimana memperjuangkan aturan atau regulasi yang pas demi perlindungan hukum terhadap masyarakat kesenian.

Khususnya masyarakat kesenian tradisional yang ada di kampung-kampung, yang sering dibujuk rayu untuk kepentingan kelompok orang yang cenderung memperalat mereka. Diajak ke kota, ke luar daerah bahkan ke luar negeri, untuk memperagakan kesenian tradisi yang sudah mereka warisi dari nenek moyang mereka.

Bila seniman tradisi itu bisa main cukup lima atau enam orang, maka jumlah rombongan yang disebut sebagai misi budaya itu bisa berjumlah 30 orang. Nama mereka dibajak, yang berangkat adalah para penguasa. Ini perlu dilingdungi karena masyarakat tradisi itulah yang sekarang masih setia dengan hati nurani, masih cinta dengan kehidupan dan merawat kesenian-kesenian, ritual-ritual, benda-benda dan tata cara kehidupan yang beradab sebagai manusia yang berlandaskan kebudayaan.

Sampai saat ini kita belum punya peraturan daerah yang melindungi kebudayaan, belum punya orang-orang yang peduli merawat dan mejaga nilai-nilai yang menjadi landasan kita sekarang.

Kita butuh aturan, namun sampai saat ini sudah 78 tahun negara ini merdeka, regulasi masalah pemeliharaan adat dan tradisi masih saja jadi perdebatan. Meski telah berabad lamanya terpakai, hadir dalam kehidupan keseharian.

Untuk melindungi kesenian, melindungi nilai-nilai tradisi, seharusnya kita punya aturan khusus yang disejalankan dengan undang-undang dan peraturan pemerintah untuk operasionalnya. Maksudnya, kita butuh peraturan yang melindungi masyarakat budaya, melindungi seniman.

Kedua, kita butuh ruang dan kesempatan serta kepercayaan untuk bisa duduk bersama membicarakan, bagaimana membuat program-program kesenian, kebudayaan, kekuasaan, dan pendanaan yang ada di pemerintah daerah, baik itu kabupaten-kota maupun propinsi.

Seniman seakan-akan orang-orang yang menunggu lemparan proyek-proyek, atau menadah sisa proyek untuk menjadi pekerja kesenian. Mereka tidak pernah diajak untuk berdiskusi apalagi memberikan koreksi terhadap program yang dibuat oleh pemerintah daerah sebagai pemegang mandat negara.

Pada hal pemerintah itu dibiayai oleh negara melalui uang rakyat. Jadi dua hal menurut saya, siapa yang akan melindungi tradisi. Siapa yang merawat nilai-nilai tradisi yang ada dan masih hidup di kampung-kampung. Mereka yang bangga dengan kesenian mereka, sementara kita mendapatkan imbas karena bisa berkreasi dari hasil mereka.

Masyarakat tradisi, penjaga nilai-nilai budaya harus dipelihara oleh negara. Sebagai bukti, bahwa kita tidak berkhianat terhadap nilai-nilai yang membesarkan kita.

Kedua, masyarakat kesenian, seniman bukanlah orang-orang bodoh. Mereka lebih arif dan mampu membaca masa depan. Mampu menghasilkan karya yang menawarkan sesuatu yang out of the box yang tidak terpikirkan oleh orang biasa, yang tidak menyerap nilai-nilai filosofis kehidupan dari lingkungan mereka.

Masyarakat tradisi tidak menuntut untuk diberi kuasa, mereka tidak menutut untuk menjadi pejabat, tetapi mereka menuntut hargai apa yang mereka kerjakan melalui kecerdasan emosional, melalui kecerdasan intelektual dan spiritual.

Mari kita jaga dan pelihara nilai-nilai tradisi yang menjadi kearifan lokal kita. Kita berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi, yang kini sedang terancam oleh kemajuan zaman.

Pertahankan kebudayaan kita, jangan sampai tergerus oleh arus liar yang tak jelas muaranya. Tingkatkan martabat sebagai bangsa yang berperadaban tinggi ini. (Na)

Belum ada Komentar untuk "Komitmen Menjaga dan Mempertahankan Budaya Tradisi (Bagian-2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel