Komitmen Menjaga dan Mempertahankan Budaya Tradisi (Bagian 1)
45news.id - Dilansir dalam Orasi Budaya Panggung Ekspresi, Mak Kari host Carito Lapau TVRI Kebudayaan bersumber pada nilai, nilai yang tak lepas dari unsur etika dan estetika. Dalam perkembangannya, nilai-nilai yang telah mentradisi itu, saat ini mendapat ancaman.
Pelan-pelan apa yang dianut masyarakat tradisional, baik itu nilai-nilai etika maupun estetika tergerus oleh kemajuan berpikir yang terlepas dari landasan nilai-nilai kebudayaan.
Jadi bukan persoalan kemajuan zaman. Persoalan yang dimulai dari ketercerabutan dan lepas dari nilai-nilai kebudayaan. Nilai-nilai yang dianut, nilai-nilai leluhur yang ditanamkan dan dijalankan oleh masyarakat tradisonal, yang hingga kini tetap bertahan. Meskipun dalam martabat yang tidak lagi menurut semestinya.
Tradisi adalah unsur kebudayaan yang sangat penting. Tradisi adalah kebiasaan bersama yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi, reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat.
Tata nilai adalah kesepakatan tentang kepantasan yang diterima bersama. Azas kepatutan menurut pertimbangan akal budi insan Illaihiah. Di atas segala pengertian baik buruk, benar salah, adil tak adil, halal tak halal. Semuanya bersumber dari agama, kepercayaan, mitos, dan ideolog dalam masayarakat.
Apabila tata nilai yang kita anut dan menerapkannya secara filosofis, maka tentu apa yang kita rasakan akan ikut membentuk karakter kita. Pesan yang kita rasakan itu, penerapannya tentu akan terujud, ketika tata cara berekspresi dilakukan dengan sopan dan santun.
Upacara-upacara dalam kehidupan, cara berpakaian, cara berhias diri, dan cara memasak makanan yang sudah mentradisi kemudian dibentuk, dikemas dalam kelembagaan tradisi. Bentuk kelembagaan tradisi yang paling matang adalah hukum adat.
Sejak zaman Belanda, zaman penjajahan, mereka para penguasa dan penjajah berupaya menghabisi hukum adat dan menghilangkan nilai-nilai filosofisnya. Karena itulah, benteng yang sulit mereka tembus.
Nilai- nilai tradisi itu tidak ada wilayahnya. Tidak ada penguasanya. Tetapi hidup dan tumbuh di suatu kelompok masyarakat tertentu. Menyatu dengan diri dan penganutnya.
Begitu juga dengan kesenian, yang merupakan salah satu produk suatu unsur kebudayaan. Kesenian mengembangkan estetika. Di sana berkumpul orang-orang kreatif, yang melihat masa depan dengan nurani.
Mencoba menyerap nilai-nilai lingkungan untuk diekspresikan melalui tari, musik, seni rupa, teater, sastra, dan lain sebagainya. Mereka perlu ruang, tempat untuk berkegiatan.
Sebuah
rumah tempat berekspresi dan mengeluarkan pikiran-pikiran. Membincang,
mendiskusikan masa kini demi untuk kebaikan di masa depan. Membicarakan banyak
hal tanpa diganggu oleh kekuasaan. (Bersambung)
Belum ada Komentar untuk "Komitmen Menjaga dan Mempertahankan Budaya Tradisi (Bagian 1)"
Posting Komentar