Kasus Keracunan Usai Santap Makanan Di Hajatan Warga, Polisi Uji Sampel Air dan Makanan
Lamongan, 45news.id – Kasus keracunan massal di Desa Truni, Kecamatan Babat, yang
menelan 34 korban usai hajatan di salah satu rumah warga, Polisi melakukan uji
sampel air dan makanan di laboratorium. Uji tersebut untuk mengetahui penyebab
warga Desa Truni mengalami keracunan.
Diketahui, dari 34 korban keracunan massal di Desa Truni,
saat ini tinggal 3 (tiga) pasien yang masih menjalani rawat inap di rumah
sakit. Sebagian besar dari mereka sudah diperbolehkan pulang.
Sebelumnya, 34 warga di Lamongan yang diduga mengalami
keracunan usai mengkonsumsi makanan saat hajatan, di Desa Truni, Kecamatan
Babat, pada Jumat (28/7/23).
Mereka mengalami gejala berupa kepala sakit, mual dan
muntah-muntah, badan panas serta lainnya. Warga yang diduga keracunan itu terus
bertambah dan segera dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas sejak Sabtu (29/7/23).
Kepala Desa Truni, Martono mengatakan, sebagian besar
pasien yang menjadi korban keracunan saat menyantap makanan di acara hajatan
sudah diperbolehkan pulang. Tetapi mereka masih menjalani rawat jalan.
“Iya, Alhamdulillah sebagian besar pasien kondisinya sudah
membaik dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Tinggal 3 (tiga) orang
yang masih menjalani rawat inap,” ujar Martono saat dikonfirmasi, Rabu (02/08/23).
Sementara itu, Kapolsek Babat, Kompol Ali Kanta
menyampaikan, pasca peristiwa keracunan massal yang terjadi di Desa Truni,
petugas kepolisian segera mendatangi rumah Wahyudi selaku warga yang menggelar
hajatan “Walimatut Tasmiyah” tersebut.
"Petugas kepolisian telah mengambil sampel air di
tandon rumah yang diduga menjadi penyebab keracunan massal. Sampel itulah yang
nantinya akan diuji di laboratorium, " ungkapnya
Menurut Ali, tandon yang berisi air dari sumur tersebut
terlihat kotor serta berlumut. Diperkirakan, tandon air itu sudah sekitar 6
bulan tidak dibersihkan.
“Kami telah mengambil sampel dari tandon air yang diduga
menjadi penyebab dugaan keracunan massal yang ada di rumah warga yang menggelar
acara hajatan,” terangnya.
Lebih lanjut, Kompol Ali mengatakan, sampel air dan makanan
itu kini sudah diamankan dan dikirimkan ke Laboratorium Forensik Surabaya untuk
diteliti. Akan tetapi, hasilnya hingga saat ini belum keluar.
“Belum keluar hasil laboratoriumnya,” tandasnya.
Untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, sebaiknya memang warga
menggunakan air bersih utamanya yang sudah diuji secara klinis agar tidak
menimbulkan dampak pada kesehatan. Tandon air yang dipergunakan untuk menyimpan
air konsumsi harus benar-benar dipastikan terawat dan terjaga kebersihannya. (yog)
Belum ada Komentar untuk "Kasus Keracunan Usai Santap Makanan Di Hajatan Warga, Polisi Uji Sampel Air dan Makanan"
Posting Komentar