Dampak Musim Kemarau, Pengrajin Layang-Layang Banjir Pesanan
Layang-Layang Buatan Jhony
Lamongan, 45news.id - Puncak musim kemarau menjadi berkah tersendiri bagi para
perajin layang-layang di Lamongan. Permintaan masyarakat akan permainan
tradisional tersebut meningkat akhir-akhir ini.
Jhony, perajin layang-layang sowangan asal Desa Deket
Kulon, Kecamatan Deket, Lamongan ini kecipratan berkahnya.
Menurut Jhony, animo masyarakat tidak dirasakan oleh
masyarakat lokal Lamongan saja, melainkan warga luar kota seperti Gresik, Tuban
hingga Bojonegoro.
"Selain Lamongan, orang Gresik, Tuban, sampai
Bojonegoro juga beli di saya. Laris-larisnya sih kemarau mungkin karena bareng
Agustus juga makanya ramai," ungkap Jhony, Senin (14/08/2023).
Memanfaatkan halaman rumahnya, Jhony ditemani seorang
cucunya mampu menghasilkan puluhan kerangka layang-layang sowangan. Namun
karena banyaknya permintaan ia pun sampai tak mampu lagi menyampul sendiri.
"Nggak mampu kalau harus ngasih samak (sampul) juga,
saya bagian buat kerangka nanti yang kasih sampul saya nyuruh orang," bebernya.
Dalam sehari, diakui Jhony, minimal ada 8 buah
layang-layang terjual hingga maksimal 16 buah. Kalau harganya bervariasi mulai
Rp300 ribu hingga Rp25 ribu.
"Tapi ini yang paling laris ya yang ukuran menengah
antara harga Rp60 ribu dan Rp10 ribu," akunya.
Jhony yang telah menjadi perajin layang-layang sejak 1986
silam, mengaku musim layang-layang masih akan terus berlangsung sejalan dengan
kemarau.
"Alhamdulillah syukur mas, usaha mebel sepi pindah
layang-layang sowangan, pindah-pindah tergantung musim," katanya.
Untuk membuat layang-layang sowangan, Jhony tak butuh waktu
lama dan cukup mudah akan tetapi butuh ketelatenan.
"Caranya cukup bambu dirangkai, diberi sampul dengan
teknik khusus. Tapi kayunya ditimbang harus pas dan sampulnya dipanaskan
perlahan biasanya memanfaatkan obat nyamuk bukan lilin," pungkasnya. (yog)
Belum ada Komentar untuk "Dampak Musim Kemarau, Pengrajin Layang-Layang Banjir Pesanan"
Posting Komentar