Sarasehan Kebangsaan Di Nganjuk Dalam Rangka Meneladani Jasa Bung Karno
Nganjuk, 45news.id - Dimasa muda Bung Karno adalah seorang pemikir. Ia membaca berbagai macam buku karya pemikir-pemikir besar. Buku-buku itulah yang dikemudian mempengaruhi pemikirannya tentang politik dan kebangsaan, utamanya demi menggelorakan semangat perlawanan terhadap praktek-praktek kapitalisme, imperialisme dan kolonialisme menuju kemerdekaan Indonesia. Sebagai bentuk penghormatan dan mengenang serta meneladani jasa-jasa Bung Karno dalam perjuangan memerdekakan dan membangun bangsa Indonesia, Persatuan Alumni GMNI Kabupaten Nganjuk menggelar Sarasehan Kebangsaan di Pendopo KRT Soesroekusumo Pemkab Nganjuk pada Rabu (21/06/23). Acara pada malam hari tersebut sekaligus untuk memperingati haul Bung Karno yang wafat pada 21 Juni 1970.
“Acara ini
haulnya Bung Karno tanggal 21 Juni 1970 waktu beliau wafat maka hari ini tepat
agendanya doa bersama dan kegiatan sarasehan kebangsaan dalam rangka memupuk
rasa nasionalisme khususnya di kabupaten Nganjuk,” ujar Marhaen Djumadi, Bupati
Nganjuk yang hadir pada acara tersebut.
Djumadi
menerangkan bahwa rasa nasionalisme yang tinggi mendorong individu untuk
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal
ini menciptakan kerjasama yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai
elemen sosial dalam menjalankan pembangunan.
Djumadi juga menekankan bahwa mengikuti organisasi pergerakan dapat
melatih mental dan keberanian mahasiswa. Dia pun menceritakan juga pernah
gerakan mahasiswa melakukan demontrasi di Pemkab. Itu merupakan wujud demokrasi
Pancasila yang tercermin pada sila keempat. Dalam demokrasi, perbedaan pendapat
diutamakan bisa diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat sehingga akan
terwujud suasana yang aman dan guyup rukun.
Kemudian, dalam sambutan pembukaan, Budi Santoso (Ketua PA-GMNI
Kabupaten Nganjuk) menjelaskan bahwa Sarasehan Kebangsaan tersebut mengambil
tema "Pancasila Menjawab Tantangan Demokrasi" karena Pancasila yang
dapat diyakini mampu menjawab permasalahan bangsa.
"Banyak hal yang perlu digali dari pemikiran Bung Karno terkait
dengan hidup bernegara dan berdemokrasi. Salah satunya dengan upaya menyatukan
bangsa Indonesia. Dimasa Bung Karno, saat Perdana Menteri dijabat Ir. Djuanda
pada 1957 lahir Deklarasi Djuanda dengan adanya Zona Ekonomi Eksklusif, "
terang Budi.
Deklarasi Djuanda pada prinsipnya mengenai 3 (tiga) hal yaitu Indonesia
menyatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki corak tersendiri, wilayah
laut di kepulauan nusantara merupakan kedaulatan mutlak Indonesia dan batas
teritorial laut Indonesia sepanjang 12 mil diukur dari titik terluar pulau.
Selain itu, Budi menambahkan bahwa Bung Karno bertemu dengan Pak Marhaen
saat menempuh studi di Bandung dan menginspirasi pemikiran Bung Karno untuk
membangun keberpihakan kepada rakyat kecil.
Selain Bupati Nganjuk, acara ini juga
dihadiri Forkominda Nganjuk serta tokoh-tokoh nasionalis diantaranya Prof. Dr.
Sri Setiaji, SH.,MH., dan Puji Setiono SH.,MH., serta anggota dan alumni GMNI.
(er)
Belum ada Komentar untuk "Sarasehan Kebangsaan Di Nganjuk Dalam Rangka Meneladani Jasa Bung Karno"
Posting Komentar