Erick Tohir : Bangun Sepak Bola Nasional Yang Berkarakter
Surabaya, 45news.id - Asprov PSSI Jawa Timur menggelar Kongres Biasa di Hotel Sheraton
Jalan Embong Malang Surabaya pada Rabu (14/06/23). Kongres ini diikuti oleh 38
Askab/Kota, Asosiasi Wasit, Asosiasi Pelatih, Klub Liga 1 dan 3 se Jatim dengan
agenda pentingnya berupa laporan kegiatan sepanjang 2022 dan
rencana program baru di tahun 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum
PSSI Erick Tohir hadir memberikan
sambutan pembukaan. Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan beberapa hal
terkait persepakbolaan Indonesia. Dia juga memberikan apresiasi atas perkembangan
dan pembinaan sepak bola di Jawa Timur. Menurut Erick, tidak mungkin
sepakbola bisa bangkit tanpa komunitas pemerintah, swasta, dan BUMN serta insan
sepakbola bersama sama membangkitkan. Dia juga mengakui, bahwa Surabaya dan
Jawa Timur mempunyai kontribusi besar pada sepakbola di Tanah Air.
“Tak ada sepakbola membanggakan tanpa pembinaan di daerah. Kalau Jatim bahasanya Wani. Pertanyaannya sekarang berani enggak bongkar mafia sepakbola,” kata Erick.
Dia menegaskan bahwa butuh nyali untuk membongkar hal-hal yang selama ini baik, namun belum tentu baik. Indonesia punya kultur 70 persen penduduknya suka sepakbola, tetapi kultur menbangun tradisi meraih prestasi dengan proses sebagai tradisi pembinaan belum dibangkitkan Ada empat tradisi yang harus dibuka dari diri kita untuk membuat sepakbola lebih maju.
Pertama, tradisi punya manajemen transparansi, agar orang tertarik ingin berinvestasi. Mereka ingin tahu ini hasilnya. Tanpa manajemen transparansi, kita tidak bisa bangun sepakbola. Kalau dipercaya, maka akan mengalir bantuan itu.
Kedua, program berkelanjutan. Bukan program kagetan , apalagi ketuanya lagi demen sepakbola. Program berkelanjutan ini harus dimulai dari bawah. Dengan mengadakan pelatihan wasit oleh wasit Jepang yang nanti akan menetap di Indonesia. Jepang punya karakter. Juga dengan menggelar laga matchday Timnas dengan tim luar negeri.
Ketiga, mengadakan kolaborasi dengan sekolah. Sekolah harus jadi fundamental. Pembinaan usia dini harus dilakukan jika ingin berkiprah di Piala Dunia. Membangun sepak bola, tidak bisa Jakarta sentris tapi dari daerah dan harus dari bawah. Kita punya mimpi 2045 masuk ranking 45 besar dunia, kemudian 2038 masuk piala dunia maka saat ini dari usia 9 tahun sudah mulai dibina.
Keempat, adalah tradisi berprestasi. Negara dengan penduduk besar, ekonomi tumbuh dengan baik , seharusnya Indonesia bisa menembus peringkat 150 besar. Maka, tradisi kemenangan harus terjadi.
“Exco sudah
menyetujui dan sepakat ialah menjaga empat tradisi itu,” tandasnya. (er)
Belum ada Komentar untuk "Erick Tohir : Bangun Sepak Bola Nasional Yang Berkarakter"
Posting Komentar