Polemik Pembatasan Jam Masuk Area Patung Joko Dolog
Surabaya, 45news.id - Taufik Hidayat alias Monyong yang saat ini dipercaya sebagai Ketua
Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) menyampaikan sikapnya yang tidak sependapat
dengan aturan dari juru kunci Arca Joko Dolog. Juru kunci tersebut menerapkan
aturan membuka pintu masuk ke arca Joko Dolog hingga pukul 16.00 WIB. Setelah
jam tersebut, pengunjung dilarang memasuki kawasan arca Joko Dolog, sekalipun untuk urusan peribadatan.
Taufik menuturkan dia sangat
kaget dengan adanya penutupan dan penggembokan pintu pagar patung Joko Dolog.
Dia kemudian menemui Pak To selaku juru kunci, Pak To menyatakan ketentuan
tersebut merupakan perintah dari kelurahan agar jam 16.00 sudah ditutup.
"Kami ini tidak
mempersoalkan terkait sistem penjagaannya (patung Joko Dolog). Yang kami minta
adalah kebebasan dalam melakukan peribadatan untuk malam hari. Kalau Walikota
tidak bisa memberikan jawaban, masalah ini akan dilanjutkan ke Gubernur Jawa
Timur yang kami nilai juga mempunyai tanggungjawab atas perlindungan hak dan
kebebasan warga masyarakat dalam beribadah, " tegas Taufik.
Arca Joko Dolog merupakan
bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Walikota Surabaya No.
188.45/251/402.1.04/1996. Dan terkait pengelolaannya oleh Juru Pelihara Cagar
Budaya. Untuk lokasinya berada dibawah pengelolaan Dinas Pertamanan Pemkot
Surabaya.
Arca atau patung Joko Dolog ini
sebenarnya diketemukan pada jaman Belanda. Dan pada tahun 1817 dibawa keluar
dari posisinya di Desa Kedung Gajah, Trowulan-Mojokerto. Oleh pemerintah Hindia
Belanda, patung tersebut akan dibawa ke Negara Belanda melalui Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Namun, kapal yang hendak mengangkut patung tersebut
mengalami kendala. Akhirnya patung tersebut urung diangkut dan kemudian
diletakkan di kawasan Taman Apsari hingga sekarang ini.
Selama ini sejumlah warga, khususnya
umat Budha juga Hindhu sering memanfaatkan tempat tersebut sebagai tempat
peribadatan. Masyarakat umumpun, juga kerap mengunjungi patung tersebut. Patung
ini dipercaya sebagai perwujudan Raja Kertanegara, sebagai raja terakhir yang
memerintah di Kerajaan Singasari.
Sikap Taufik Monyong ini juga
didukung sejumlah seniman dan budayawan Surabaya dengan melakukan aksi bertajuk
Orasi Budaya di area Arca Joko Dolog di Taman Apsari Surabaya (Depan Gedung
Negara Grahadi) pada Jum'at malam (26/05/2023). Dihari sebelumnya, aksi yang
dikoordinir Taufik Monyong itu juga disambangi oleh Wakil Walikota Surabaya,
Armudji untuk melakukan dialog atas persoalan ini. Di depan Armudji, Taufik
Monyong mendesak agar arca Joko Dolog dibuka 24 jam.(er)
Belum ada Komentar untuk "Polemik Pembatasan Jam Masuk Area Patung Joko Dolog"
Posting Komentar