Museum Aktif Polrestabes Kota Surabaya

Gedung Polrestabes Surabaya

Surabaya, 45news.id - Tak bisa terbantahkan memang, di Surabaya banyak bertebaran gedung-gedung tua peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Salah satu yang menarik untuk dikunjungi adalah gedung Polrestabes Kota Surabaya yang terletak di Jalan Veteran-Surabaya. Disamping digunakan sebagai kanton kepolisian, gedung ini juga dimanfaatkan sebagai Museum yang diberi nama Museum Aktif Polrestabes Surabaya. 

Dari kejauhan saat kami berjalan menuju gedung tersebut (31/05/23), nampak jelas arsitektur jaman kolonial membalut gedung kokoh yang berdiri sejak tahun 1800-an. Di sekitarnya memang banyak terdapat gedung-gedung tua jaman Belanda diantara gedung PTPN, gedung singa, gedung internatio dan gedung lainnya. Lokasinya juga sangat dekat dengan jembatan bersejarah yaitu jembatan merah. Di pintu masuk gedung tersebut tertera tulisan berbahasa Belanda yaitu Politie dan dibawahnya tertulis Hoofdcommissariaat. Kurang lebih artinya adalah Kepala Komisariat Kepolisian di Surabaya. 

Di museum ini kita bisa menjumpai koleksi-koleksi benda yang pernah dipakai oleh polisi diantaranya sepeda dan motor, lonceng dan meja tugas lama yang digunakan oleh kepolisian dulu dalam menjalankan tugas.

Juga terdapat senjata yang dibuat pada 1895 yaitu pistol jenis Lee Enfield buatan Inggris. Kemudian pistol Leger Parabellum yang dibuat pada 1898 serta Shotgun Colt Doble Hammer buatan Amerika Serikat pada 1875.

Di dekat kursi meja tamu lawas terdapat lemari yang berisi kamera dengan bermacam-macam usia yang dulu digunakan polisi saat proses identifikasi. Didekatnya terdapat koleksi seragam milik beberapa pejabat kepolisian yang pernah menjabat sebagai Kapolwiltabes Surabaya seperti milik Sutarman, Anang Iskandar, Ito Sumardi dan S. Bimantoro. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri, Jendral Polisi S. Bimantoro pernah dipercaya sebagai Kapolri.

Museum ini terbuka untuk umum pada jam kerja. Masyarakat dapat mengunjunginya untuk berwisata, literasi sejarah hingga melakukan kegiatan fotografi, tentunya setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Polrestabes Surabaya. (er)

 

Bagikan Artikel ini