Respon Hasil Survei Elektabilitas Partai, Suhawi : Golkar Kaya Pengalaman

 

                                                                                                      

Achmad Suhawi

Jakarta, 45news.id – Litbang Kompas telah merilis hasil surveinya tentang elektabilitas partai politik peserta Pemilu 2024. Dalam survei yang diselenggarakan pada 25 Januari – 4 Februari 2023 tersebut, masih menempatkan PDI Perjuangan teratas dalam elektabilitas yaitu sebesar 22,9%. Disusul urutan kedua adalah Partai Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto ini mampu meraup angka 14,3%. Kemudian diurutan ke-3 bercokol Partai Golkar dengan raihan 9,0%. Selanjutnya Partai Demokrat 8,7%. Partai NasDem 7,3%. PKB 6,1%. PKS 4,8%. Partai Perindo 4,1%. Sedangkan PAN, PPP, PBB, PSI dan yang lain, hasil surveinya tidak sampai 4% sebagai ambang batas minimal untuk lolos ke Senayan. Survei yang melibatkan 1.202 responden di 38 propinsi ini mempunyai tingkat kepercayaan 95% dengan margin error 2,83%.

Menanggapi hasil survey Litbang Kompas tersebut, Achmad Suhawi, seorang politisi Partai Golkar angkat bicara.

“Survei sebagai metode ilmiah adalah alat ukur yang sangat dinamis, karena sangat tergantung kondisi Golkar dan partai-partai politik lainnya saat di survei, metodologi yang dipakai, termasuk margin errornya. Selain itu, persepsi responden ketika sample diambil, subyektivitas responden. Artinya hasil survei sebagai alat untuk mengukur kinerja kader dan partai seandainya pemilu dilakukan pada saat survei dijalankan. Tapi pada kenyataanya, pemilu kan baru dilaksanakan beberapa bulan lagi, ” terang Suhawi.

Selanjutnya, Suhawi mengatakan bahwa namun demikian hasil survey tersebut bisa menjadi bahan evaluasi atas kinerja kader, kinerja pengurus dan struktur kelembagaan partai, termasuk pendekatan dan strategi yang dijalankan selama ini. Golkar adalah partai tertua yang ada di Indonesia untuk saat ini, kaya pengalaman, banyak kader potensial dari pusat sampai daerah. Sedangkan penurunan perolehan suara Golkar sejak reformasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ceruk pemilih yang sama dengan partai-partai besutan mantan kader golkar, organisasi yang besar membuat Golkar tidak leluasa dalam mensikapi narasi-narasi publik yang dapat mendorong peningkatan elektabilitas dan popularitas Golkar di generasi muda dan milenial. (er)

 

 

Bagikan Artikel ini